KOMPAS.com- Orang dengan HIV/AIDS atau ODHA menyambut gembira obat antiretroviral jenis Efavirenz yang diproduksi oleh PT.Kimia Farma. Kehadiran obat ini diharapkan bisa memutus ketergantungan obat ARV yang selama ini diimpor.
Obat efavirenz tersebut juga sudah mulai didistribusikan ke rumah sakit-rumah sakit. “Kami mendapat laporan monitoring ARV kemarin yang mengatakan ARV jenis Efavirenz sudah ada di RS Fatmawati,” kata Irwandy Widjaja dari Indonesia AIDS Coalition dalam siaran persnya.
Ia menambahkan. “Ini merupakan kabar gembira bagi ODHA di Indonesia karena dengan ARV produksi lokal, kita bisa memutus mata rantai ketergantungan obat ARV dari luar negeri. Dan persoalan seperti ARV tertahan di Bea Cukai bisa kita hindari kedepannya”.
Obat Efavirenz ini adalah obat ARV jenis keempat yang bisa diproduksi oleh Kimia Farma. Dua lainnya adalah jenis lamivudine, zidovudine dan nevirapine. Untuk jenis lainnya dan juga obat ARV golongan lini 2 masih import.
Selama ini, mayoritas obat ARV yang dibutuhkan ODHA di Indonesia adalah obat import dari India. Kerap kali dalam proses pembelian obat import ini mengalami keterlambatan yang menyebabkan obat terlambat didistribusikan di rumah sakit.
Irwandy mengatakan, yang masih menjadi PR sekarang adalah bagaimana menurunkan harga obat produksi lokal karena saat ini obat produksi lokal harganya masih 3-4 kali lebih tinggi dari obat generik impor.
Obat ARV dinyatakan sebagai obat untuk terapi HIV/AIDS sejak tahun 1996. Manfaat obat tersebut sudah terbukti menurunkan angka kematian berkaitan dengan infeksi HIV, menurunkan angka perawatan di rumah sakit, menekan jumlah virus HIV dalam darah, dan memulihkan kekebalan tubuh yang turun. Mereka yang minum obat ARV secara teratur juga lebih rendah risikonya menularkan penyakit ini kepada orang lain.
Sejak tahun 2006 Pemerintah Indonesia menyediakan obat ARV secara cuma-cuma atau subsidi. Pada akhir tahun 2003, menteri kesehatan pada waktu itu mengusulkan agar pemerintah membuat obat generik ARV untuk kepentingan rakyat Indonesia.
Sumber: Kompas.com Artikel 19-Agt-2014