BEKAM (AL-HIJAMAH)
METODE PENYEMBUHAN CARA ROSULULLAH Shalallahu Alai1/hi Wassallam
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam yang manpu mengurus semua makhluk-nya. Memberi petunjuk bagi siapa yang dikehendaki-nya. Dan ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Sholawat dan salam senantiasa kita haturkan kepada uswah dan setiap gerak langkah kehidupan kita,
dan Islam sebagai agama yang sempurna disampaikan oleh Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassallam kepada umat manusia. Bukan hanya memberi petunjuk tentang peri kehidupan dan tata cara ibadah kepada Allah secara khusus yang akan membawa keselamatan dunia dan akhirat tetapi juga memberi banyak petunjuk praktis dan formula umum yang dapat digunakan menjaga kesehatan lahir dan batin, yang biasa disebut sebagai terapi atau pengobatan acara nabi, Thibbun Nabawi.
Petunjuk praktis dan kaidah – kaidah medis itu banyak sekalian yang telah diajarkan Rosulullah Shalallahu alaihi Wassallam, kepada para sahabatnya. Dengan semua formula dan kaidah praktis yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassallam seharusnya kaum muslimin dapat mengembangkannya menjadi sebuah sistem dan pengobatan yang tiada duanya.
Karena dalam hal ini terlihat keunggulan dari korelasi yang erat antara sistem pengobatan ilahi dengan sistem pengobatan manusia atau ilmu kedokteran modern.
Upaya dari kaum muslimin untuk menghidupkan kembali kepercayaan terhadap berbagai jenis obat dan pengobatan yang telah diajarkan Muhammad Shalallahu Alaihi Wassallam, sebagai metode terbaik mengatasi berbagai macam penyakit patut kita dukung sepenuhnya. Sebut saja penggunaan madu, herbal, dan jenis – jenis makanan dan minuman sehat ala Nabi Muhammad Shalallahu alahi wassallam, lainnya, serta pengobatan dengan metode bekam merupakan kebanggaan cara pengobatan Islam yang menakjubkan.
1. Pengertian Bekam
Bekam terjemahan dalam bahasa Inggris, blood letting atau terjemahan dalam bahasa Arab hijamah, berarti mengeluarkan darah kotor dari tempat yang sakit, atau teknik pengobatan dengan cara veneksi secara maksimal untuk mengeluarkan racun – racun atau zat – zat berbahaya dari dalam tubuh manusia.
Rosulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wassallam, pernah bersabda:
“Sesungguhnya pengobatan yang paling utama bagi kalian adalah berbekam dan itu termasuk obat yang baik.”
2. Sejarah Berbekam
Sejarah pengobatan hijamah sudah dikenal sejak zaman Mesir kuno, Yunani kuno juga pada masa Arab jahiliyah sebelum masa Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassallam.
Kemudian pengobatan ini juga dilakukan oleh Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassallam dan para sahabat, sehingga metode tersebut termasuk dari tiga jenis pengobatan yang disunnahkan oleh Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassallam.
Dalam Shahih Bukhari yang diriwayatkan oleh Said bin Jubair dari Ibnu Abbas, Nabi Shalallahu Alaihi Wassallam bersabda,
“Pengobatan itu bisa diperoleh dengan tiga cara; pertama, meminum madu; kedua, dengan pembekaman; dan ketiga, dengan besi panas, dan saya tidak memperbolehkan umatku melakukan pengobatan dengan besi panas.”
Hadits tersebut diatas dikeluarkan juga oleh Ibnu Majah, Ahmad, dan Al-Bazzar.
Banyak hadits meriwayatkan bahwa Rosululloh Shalallahu Alaihi Wassallam. Ketika sakit sering dibekam oleh ahli bekam pada masa beliau, seperti Abu Hindin mantan budak dari Bani Bayadhah yang membekamnya setelah beliau diracun oleh wanita Yahudi di Khaibar.
“Pengobatan itu bisa diperoleh dengan tiga cara; pertama, meminum madu; kedua, dengan pembekaman; dan ketiga, dengan besi panas, dan saya tidak memperbolehkan umatku melakukan pengobatan dengan besi panas.”
Hadits tersebut diatas dikeluarkan juga oleh Ibnu Majah, Ahmad, dan Al-Bazzar.
Banyak hadits meriwayatkan bahwa Rosululloh Shalallahu Alaihi Wassallam. Ketika sakit sering dibekam oleh ahli bekam pada masa beliau, seperti Abu Hindin mantan budak dari Bani Bayadhah yang membekamnya setelah beliau diracun oleh wanita Yahudi di Khaibar.
Kemudian mengenai perintah kepada Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassallam untuk menggunakan bekam sebagai pengobatan diceritakan dalam sunan Abu Dawud, bahwa Nabi Shalallahu Alaihi Wassallam bersabda:
“Pada malam aku di-isra’kan, aku tidaklah melewati sekumpulan malaikat melainkan mereka berkata, “Wahai Muhammad, suruhlah umatmu melakukan bekam.”
Sementara Imam At-Tirmidzi dalam Jami’ nya dari Hadits Ibnu Abbas dengan makna yang hampir sama, beliau bersabda, “Hendaknya kalian menggunakan bekam, hai Muhammad!”
3. Manfaat Bekam
Secara umum bekam bermanfaat untuk membersihkan kulit tubuh, saluran darah membuka sumbatan pembuluh darah, mengeluarkan darah kotor bersama zat-zat yang berbahaya bagi tubuh yang diakibatkan oleh makanan, minuman, dan obat-obatan yang dikonsumsi.
Semua zat yang terkonsumsi tersebut tidak saja mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh manusia, tetapi bisa juga mengandung racun yang berbahaya bagi tubuh.
Manfaat bekam secara khusus sebagai berikut:
• Bekam sebagai pencegah penyakit
Bekam bila dilakukan secara teratur dapat mencegah timbulnya penyakit yang lebih berat atau lebih parah. Karena zat-zat yang berbahaya bagi tubuh manusia, seperti kolesterol, asam urat, dan sebagainya dapat dikeluarkan melalui cara berbekam.
• Bekam sebagai penyembuh penyakit
Terapi pengobatan penyakit dengan cara berbekam terbukti mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Dalam sebuah hadits Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassallam, pernah menyatakan: “Hendaknya kalian melakukan bekam di titik qamahduwah di bagian tengkuk, karena itu dapat menyembuhkan 72 macam penyakit.”
Pembekaman di satu titik bekam saja, yaitu di titik qamahduwah saja sudah banyak penyakit yang dapat disembuhkan, apalagi bila dilakukan di titik-titik bekam lainnya tentu akan semakin banyak penyakit yang akan diobati.
• Bekam sebagai pemelihara kesehatan
Tubuh manusia ibarat mesin kendaraan yang membutuhkan perawatan rutin. Karena sel-sel darah dalam tubuh bisa saja menjadi kotor dan terjadi penimbunan zat yang tidak berguna sehingga dapat menimbulkan penyakit bagi tubuh. Dengan berbekam, tubuh ibarat di-tune-up sehingga darah kotor dan zat merusak lainnya dibuang untuk diganti dengan sel-sel darah baru yang lebih segar dan bermanfaat bagi tubuh.
• Bekam sebagai penyembuh sihir
Sebagian perawi hadits mengabarkan bahwa Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassallam, pernah terkena penyakit karena sihir Yahudi. Beliau Shalallahu Alaihi Wassallam, berhalusinasi seolah-olah melakukan sesuatu yaitu mendatangi istri-istriNya, padahal Beliau Shalallahu Alaihi Wassallam tidak melakukannya. Sebagai penyembuhan sihir tersebut Rosullullah Shalallahu Alaihi Wassallam, minta dibekam pada bagian kepalanya dengan menggunakan tanduk. Riwayat ini disampaikan oleh Abu Ubaid dengan sanad yang hasan dari Abdurrahman bin Abi Laila.
Hal ini sangat sulit dimengerti oleh orang- orang yang sedikit ilmunya. Mungkin mereka bertanya,”Apa hubungannya antara berbekam dengan gangguan jin yang berupa sihir?”
• Bekam sebagai pemelihara kesehatan
Tubuh manusia ibarat mesin kendaraan yang membutuhkan perawatan rutin. Karena sel-sel darah dalam tubuh bisa saja menjadi kotor dan terjadi penimbunan zat yang tidak berguna sehingga dapat menimbulkan penyakit bagi tubuh. Dengan berbekam, tubuh ibarat di-tune-up sehingga darah kotor dan zat merusak lainnya dibuang untuk diganti dengan sel-sel darah baru yang lebih segar dan bermanfaat bagi tubuh.
• Bekam sebagai penyembuh sihir
Sebagian perawi hadits mengabarkan bahwa Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassallam, pernah terkena penyakit karena sihir Yahudi. Beliau Shalallahu Alaihi Wassallam, berhalusinasi seolah-olah melakukan sesuatu yaitu mendatangi istri-istriNya, padahal Beliau Shalallahu Alaihi Wassallam tidak melakukannya. Sebagai penyembuhan sihir tersebut Rosullullah Shalallahu Alaihi Wassallam, minta dibekam pada bagian kepalanya dengan menggunakan tanduk. Riwayat ini disampaikan oleh Abu Ubaid dengan sanad yang hasan dari Abdurrahman bin Abi Laila.
Hal ini sangat sulit dimengerti oleh orang- orang yang sedikit ilmunya. Mungkin mereka bertanya,”Apa hubungannya antara berbekam dengan gangguan jin yang berupa sihir?”
Jawabannya adalah: Pertama, sihir memiliki pengaruh merusak pada tubuh, terutama unsur peredaran darah dan metabolisme dalam badan, bahkan secara langsung mengganggu pencernaan.
Bila pengaruh itu sudah mengenai salah satu organ tubuh, maka satu-satunya cara ialah mengeluarkan zat busuk yang mengganggu tersebut. Cara yang paling tepat dan manjur mengatasinya dengan berbekam.
Tindakan ini terbukti benar, karena sesuai dengan pendapat seorang pakar kesehatan, Hipocrates yang menegaskan, ”Sebuah zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh harus dipaksa keluar dari lokasi pengandapannya dengan menggunakan berbagai metode yang layak digunakan untuk mengeluarkan zat-zat berbahaya dari dalam tubuh.”
Kedua, sebagaimana dijelaskan di atas tentang darah sebagai daerah atau media yang diserang dan dirusak oleh sihir, dan ditambah penjelasan hadits Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassallam, bahwa setan sebagai musuh manusia, makhluk sesat dan jahat, berjalan melalui seluruh aliran darah manusia untuk melakukan tipu daya dan sihirnya.
Dari Husain bin Ali ra, bahwa Nabi Shalallahu Alaihi Wassallam. bersabda,”Sesungguhnya setan itu berjalan dalam tubuh anak Adam melalui aliran darah.” (HR. Bukhari)
Jadi, menjadi hal yang logis bila dilakukan tindakan pembekaman berupa pembuangan darah kotor terhadap penderita penyakit sihir tersebut. Karena buhul-buhul atau simpul-simpul sihir setan dalam darah manusia dapat dikurangi secara drastis, darah kotor ikut keluar, dan aliran darah menjadi lancar. Selain itu penderita yang terkena sihir harus diterapi juga tindakan penyembuhan sampingan lain, yakni pembacaan dzikir, ayat suci Al-Qur’an, dan do’a yang secara aktif akan menghilangkan reaksi dan pengaruh sihir, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Shalallahu Alaihi Wassallam.
4. Waktu Berbekam
Syaikh Ibnu Qayyim al-Jauziah dalam kitab ath-Thibb an-Nabawiy mengutip beberapa hadits Nabi Shalallahu Alaihi Wassallam, mengenai waktu terbaik untuk berbekam, seperti hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dalm Jami’-nya dari hadits Ibnu Abbas secara marfu:
“Sesungguhnya waktu terbaik melakukan bekam adalah pada tanggal 17, 19, dan 21 setiap bulannya.” (HR. at-Tirmidzi)
Ada juga hadits Abu Hurairah ra. Dalam Sunan Abu Dawud yang disebutkan secara marfu’ bahwa Rosulullah Shalallaahu Alaihi Wassallaam bersabda:
“Barang siapa melakukan bekam pada tanggal 17, 19 atau 21, akan sembuh dari setiap penyakitnya.” (HR.Abu Dawud)
Dalam syarah kitab ath-Thibb an-Nabawiy dijelaskan bahwa kedua hadits di atas adalah lemah, karena di dalamnya ada perawi hadits bernama Abbad bin Manshur dan Said bin Abdurrahman al Jumahi, yang keduanya diketahui sebagai perawi hadits yang lemah.
Al-Khallal meriwayatkan dari Abu Salamah dan Abu Said al-Maqburi, dari Abu Hurairah secara marfu’:
"Barang siapa melakukan bekam pada hari Rabu atau hari Sabtu, lalu ia terserang penyakit panu atau kusta, hendaknya ia menyalahkan dirinya sendiri,"
Dalam kitab al-Afrad diriwayatkan oleh ad-Duruquthni dari hadits Nafi bahwa ia menceritakan: Abdullah bin Umar pernah bercerita kepadaku,”Darahku bergolak, tolong panggilkan seorang tukang bekam. Tetapi jangan anak kecil atau orang yang sudah tua renta. Karena aku pernah mendengar Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassallam, bersabda;
“Bekam itu bisa menambah daya tahan tubuh, bisa menambah kemampuan berpikir. Lakukanlah bekam dengan menyebut nama Allah. Namun jangan kalian lakukan pada hari Kamis, Jum’at, Sabtu, dan Ahad. Lakukanlah pada hari Senin. Lepra dan kusta hanya turun pada hari Rabu.”
Ad-Daruquthni berkata, ”Ziyad bin Yahya menyendiri dalam meriwayatkan hadits tersebut, dan Ayyub telah meriwayatkannya dari Nafi’, dalam riwayat ini Beliau Shalallahu Alaihi Wassallam bersabda,
Dalam kitab al-Afrad diriwayatkan oleh ad-Duruquthni dari hadits Nafi bahwa ia menceritakan: Abdullah bin Umar pernah bercerita kepadaku,”Darahku bergolak, tolong panggilkan seorang tukang bekam. Tetapi jangan anak kecil atau orang yang sudah tua renta. Karena aku pernah mendengar Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassallam, bersabda;
“Bekam itu bisa menambah daya tahan tubuh, bisa menambah kemampuan berpikir. Lakukanlah bekam dengan menyebut nama Allah. Namun jangan kalian lakukan pada hari Kamis, Jum’at, Sabtu, dan Ahad. Lakukanlah pada hari Senin. Lepra dan kusta hanya turun pada hari Rabu.”
Ad-Daruquthni berkata, ”Ziyad bin Yahya menyendiri dalam meriwayatkan hadits tersebut, dan Ayyub telah meriwayatkannya dari Nafi’, dalam riwayat ini Beliau Shalallahu Alaihi Wassallam bersabda,
”Berbekamlah kalian pada hari Senin dan Selasa dan janganlah kalian berbekam pada hari Rabu,”
Sementara Abu Dawud juga meriwayatkan dalam hadits Abu Bakrah bahwa Beliau tidak suka melakukan bekam pada hari Selasa. Beliau mengatakan bahwa Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassallam pernah bersabda,
Sementara Abu Dawud juga meriwayatkan dalam hadits Abu Bakrah bahwa Beliau tidak suka melakukan bekam pada hari Selasa. Beliau mengatakan bahwa Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassallam pernah bersabda,
”Hari selasa adalah hari berdarah. Ada satu waktu di hari itu dimana darah tidak bisa berhenti mengalir.”
Seluruh hadits-hadits di atas tentang waktu berbekam yang menyebutkan tanggal dan nama hari adalah riwayat-riwayat yang dha’if. Sesuai dengan keterangan Fairus Abdi yang menjelaskan dalam Safarus Sa’adah Bab Bekam dan Pilihan Hari untuk Melaksanakannya dan Kapan Pula Dilarang, yaitu: "Tidak ada yang shahih dari riwayat itu."
Seluruh hadits-hadits di atas tentang waktu berbekam yang menyebutkan tanggal dan nama hari adalah riwayat-riwayat yang dha’if. Sesuai dengan keterangan Fairus Abdi yang menjelaskan dalam Safarus Sa’adah Bab Bekam dan Pilihan Hari untuk Melaksanakannya dan Kapan Pula Dilarang, yaitu: "Tidak ada yang shahih dari riwayat itu."
Al-Khallal juga menjelaskan bahwa Ushmah bin Isham menceritakan: Hambal telah menceritakan sebuah riwayat kepada kami. Ia berkata, ”Abu Abdillah, Ahmad bin Hambal biasa melakukan bekam pada saat apapun, yaitu ketika terjadi ketidakstabilan pada aliran darahnya. Beliau melakukannya juga pada pukul berapa pun bila dibutuhkan.”
Sebagai kesimpulan, perihal berbekam bisa dilakukan kapan saja saat dibutuhkan. Bahkan untuk terapi penyembuhan penyakit, berbekam dapat dilakukan secara rutin, tidak harus menunggu waktu-waktu tertentu, karena penyakit itu bisa datang kapan saja.
Bila kita cermati, telah terjadi kontradiksi tentang waktu berbekam. Di satu sisi banyak hadits-hadits yang menganjurkan untuk berbekam, dan di sisi lain banyak pula hari-hari atau waktu yang dilarang untuk berbekam. Hal tersebut tentu cukup membingungkan.
Islam sebagai solusi tentu saja tidak akan membingungkan umatnya. Bekam sebagai pengobatan dapat dilakukan kapan saja pada saat terjadi ketidakstabilan pada darah, sebagaimana pernah dilakukan Imam Ahmad bin Hambal. Bahkan Rosulullah pernah berbekam pada saat ihram dan dalam Shahih Al Bukhari disebutkan bahwa Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassallam juga pernah melakukan bekam pada saat puasa.
Dari Bisyr bin Hilal al-Bashri menceritakan kepada kami, Abu al-Warits bin Sa’id memberitahukan kepada kami, Ayub memberitahukan kepada kami, dari Ibnu Abbas, ia berkata:
“Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassallam berbekam padahal Beliau sedang berihram dan berpuasa.”
“Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassallam berbekam padahal Beliau sedang berihram dan berpuasa.”
Wallahua’lam bish-shawab.
KLINIK HERBALIS
Konsultasi Kesehatan
Nutrisi Klinis & Terapi Bekam
Abu Abdullah =
Telp: +62 812-8037-6532
WA: +62 812-8374-5354
Sidik Turki = +62 813-1415-1967
Sidik Turki = +62 813-1415-1967
Menghemat waktu dan bisa bekam di manapun Anda berada, sesuai transport.
Lokasi klinik bekam kami:
1. Bulak, Klender, Jaktim
2. Megamendung, Bogor
3. Durenjaya, Bekasi Timur.
Pelayanan Bekam Bogor dan sekitarnya;
- Nina Nafisah KlinikHerbalis:
WA: +62 878-7485-5448
(hanya menerima pasien wanita)