Cacar Monyet Mungkin Bisa Disembuhkan dengan Herbal?


Berbagai macam PMS, penyakit menular seksual telah ada semenjak peradaban hidup manusia yang paling tua, dan penyebabnya adalah karena hubungan seks bebas tanpa legitimasi lembaga pernikahan.

Sekalipun ada, karena hawa nafsu manusia dari zaman ke zaman untuk memenuhi gelora syahwatnya tanpa kendali, sehingga terlalu bebas liar berhubungan seks dengan pasangan tanpa nikah. Sehingga dampak buruknya justru dibawa ke dalam rumah tangga. Diperburuk lagi sejak zaman kaum nabi Luth, hubungan seksual bebas sejenis alias LGBTQ yang menjadi adat dan budaya permisif bagi kaum hedonis pemburu kenikmatan sesaat. 

Faktanya *penyakit Cacar Monyet* bersumber dari hasil penyimpangan seksual, simak video berikut ...


Hukuman Tuhan atas perbuatan biadab manusia ini lah yang membuat PMS semakin mengancam kebetlansungan hidup manusia, apalagi PMS temasuk kategori mematikan dan susah diobati.

Seiring perkembangan zaman, memang ada saja ditemukan obat khusus untuk PMS seperti Gonorrhea, Sipilis, Klamidia, Kutil Kelamin, juga HIV hingga AIDS, dan yang terbaru Cacar Monyet serta penyakit sejenis lainnya membuktikan mutasi genetis penyakit kelamin berkembang secara mengerikan seolah beradaptasi dengan obat-obatan kimia farmasi, termasuk obat herbal. 

Dalam waktu kurang dari 20 tahun, setelah heboh dengan Covid19, di awal 2020, dan endemi di pertengahan 2022 ini, maka penyakit Cacar Monyet jadi momok baru bagi semua orang, khusus nya para pelaku seks beresiko.

Apa itu cacar monyet?
Cacar monyet alias monkeypox adalah penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus langka dari hewan (virus zoonosis).

Nara sumber foto & tulisan: Fidhia Kemala
Diperbarui & Ditinjau secara medis oleh: dr. Tania Savitri. 

Monyet adalah inang utama dari virus monkeypox. Oleh sebab itu, penyakit ini disebut dengan cacar monyet. Kasus yang menular dari monyet ke manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1970 di Kongo, Afrika Selatan.

Gejala penyakit ini secara umum mirip dengan penyakit cacar (smallpox), seperti demam dan ruam kulit yang melepuh menjadi lenting. Namun, gejala juga diiringi dengan pembengkakan pada kelenjar getah bening di ketiak.

Penularan penyakit cacar monyet di antara manusia berlangsung melalui kontak langsung dengan lenting atau luka di kulit, cairan tubuh, droplet (percikan air liur) yang dikeluarkan saat bersin dan batuk, serta menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus monkeypox.

Bahaya penyakit ini dapat dicegah dengan efektif melalui vaksin. Antivirus untuk pengobatan cacar monyet masih terus diteliti secara lebih lanjut.

Seberapa umumkah penyakit ini?
Cacar monyet berawal menjadi penyakit endemik di daerah Afrika Tengah dan Barat.

Pertama kali ditemukan pada tahun 1958 ketika wabah cacar marak menyerang kumpulan kera yang sengaja dipelihara di laboratorium milik suatu institusi kesehatan untuk penelitian. Kasus pertama yang terjadi pada manusia terjadi pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.

Sejak saat itu, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencatat ada cukup banyak kasus infeksi monkeypox yang terjadi pada manusia di luar Afrika, dengan rincian:

47 kasus di Amerika Serikat tahun 2003
3 kasus di Inggris pada tahun 2003
1 kasus di Israel pada tahun 2018
1 kasus di Singapura (1 kasus) pada 2019
4 kasus di Inggris pada tahun 2022
Orang-orang dewasa muda, remaja, dan anak kecil serta bayi lebih rentan terhadap infeksi monkeypox. Dari sekitar 10% kasus kematian yang dilaporkan sebagian besarnya adalah anak-anak.

Tanda-tanda dan gejala cacar monyet
Orang yang terinfeksi virus monkeypox akan mulai menunjukkan gejala pertamanya setelah 6-16 hari setelah paparan.

Periode ketika virus belum aktif memperbanyak diri di dalam tubuh ini dikenal dengan masa inkubasi. Masa inkubasi virus cacar monyet bisa berkisar antara 6-13 hari. Namun, bisa juga terjadi dalam rentang yang lebih panjang, yakni 5-21 hari.

Namun, selama tidak memunculkan gejala seseorang tetap bisa menularkan virus cacar monyet kepada orang lain.

Gejala awal penyakit ini sama dengan cacar air yang disebabkan infeksi virus, yaitu memunculkan gejala mirip penyakit flu.

Dilansir dari WHO, kemunculan gejala cacar monyet terbagi dalam dua periode infeksi, yaitu periode invasi dan periode erupsi kulit. Berikut penjelasannya:

Periode invasi
Periode invasi terjadi dalam 0-5 hari setelah terinfeksi virusnya pertama kali. Saat seseorang berada dalam masa invasi, dirinya akan menunjukkan beberapa gejala cacar monyet, seperti:
  • Demam
  • Sakit kepala hebat
  • Limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening)
  • Sakit punggung
  • Nyeri otot
  • Lemas parah (asthenia)
  • Pembengkakan kelenjar getah bening itulah yang menjadi ciri pembeda antara cacar monyet dengan jenis cacar lainnya. Infeksi cacar non-variola, seperti cacar air dan cacar api, tidak menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening.

Pada kasus gejala yang parah, orang yang terinfeksi bisa saja mengalami masalah kesehatan lainnya di masa awal infeksi.

Seperti kasus yang diteliti dalam studi Clinical Manifestations of Human Monkeypox. Kelompok pasien yang terpapar virus melalui mulut atau saluran pernapasan menunjukkan gangguan pernapasan seperti batuk, radang tenggorokan, dan hidung berair.

Sementara itu, pasien yang tergigit langsung oleh binatang yang terinfeksi juga mengalami mual dan muntah selain demam.

Gejala penyakit ini secara umum mirip dengan penyakit cacar (smallpox), seperti demam dan ruam kulit yang melepuh menjadi lenting. Namun, gejala juga diiringi dengan pembengkakan pada kelenjar getah bening di ketiak.

Penularan penyakit cacar monyet di antara manusia berlangsung melalui kontak langsung dengan lenting atau luka di kulit, cairan tubuh, droplet (percikan air liur) yang dikeluarkan saat bersin dan batuk, serta menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus monkeypox.

Bahaya penyakit ini dapat dicegah dengan efektif melalui vaksin. Antivirus untuk pengobatan cacar monyet masih terus diteliti secara lebih lanjut.

Pada kasus gejala yang parah, orang yang terinfeksi bisa saja mengalami masalah kesehatan lainnya di masa awal infeksi.

Seperti kasus yang diteliti dalam studi Clinical Manifestations of Human Monkeypox. Kelompok pasien yang terpapar virus melalui mulut atau saluran pernapasan menunjukkan gangguan pernapasan seperti batuk, radang tenggorokan, dan hidung berair.

Sementara itu, pasien yang tergigit langsung oleh binatang yang terinfeksi juga mengalami mual dan muntah selain demam.

Periode erupsi kulit
Periode ini terjadi pada 1-3 hari setelah demam muncul. Gejala utama dalam fase ini adalah munculnya ruam kulit.

Ruam pertama kali muncul di wajah dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Wajah dan telapak tangan serta kaki adalah area yang paling terdampak ruam ini.

Kemunculan ruam juga bisa ditemukan pada membran mukosa yang terletak di tenggorokan, area alat kelamin, termasuk jaringan mata dan kornea.

Ruam yang terbentuk biasanya diawali dengan bintik-bintik hingga berubah menjadi vesikel atau lenting, yaitu lepuhan kulit yang berisi cairan. Dalam waktu beberapa hari, ruam akan berubah mengering membentuk kerak (keropeng) di kulit.

Perkembangan ruam mulai dari bintik hingga menjadi keropeng di kulit umumnya terjadi dalam waktu kurang lebih 10 hari. Butuh waktu sekitar tiga minggu hingga seluruh keropeng pada kulit tubuh bisa mengelupas dengan sendirinya.

Kapan harus pergi ke dokter?
Jika Anda merasa melakukan kontak dengan seseorang atau hewan liar yang terinfeksi monkeypox, segera konsultasikan ke dokter. Terlebih jika Anda baru saja melakukan perjalanan ke daerah di mana wabah ini berasal.

Apabila Anda mengalami gejala seperti yang telah disebutkan, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Pengobatan juga membantu mencegah timbulnya penyakit komplikasi.

Meskipun cacar monyet merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya (self-limited disease), tapi gejalanya dapat mengganggu dan membuat tidak nyaman. Apalagi penyakit ini cenderung sembuh lebih lama dibandingkan penyakit cacar lainnya.

Penyebab cacar monyet
Virus cacar monyet merupakan virus yang berasal dari hewan (virus zoonosis).

Diketahui virus ini semula ditransmisikan oleh gigitan hewan liar seperti tupai. Namun, para peneliti juga menemukan bahwa virus ini menginfeksi sekelompok monyet yang sedang diteliti. Dari sinilah, penyakit ini dinamakan cacar monyet.

Virus cacar monyet berasal dari genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. Virus yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus meliputi virus variola penyebab cacar (smallpox), virus vaccinia (yang digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.

Sebagian besar kasus cacar monyet yang dialami manusia disebabkan oleh penularan dari hewan. Virus yang berasal dari hewan dapat memasuki tubuh manusia melalui luka terbuka di kulit, saluran pernapasan, selaput lendir, dan mukosa (air liur).

Cara penularan cacar monyet
Penyakit ini diketahui dapat menular melalui kontak langsung dengan lesi kulit, darah, cairan tubuh, atau mukosa (air liur) yang mengandung virus. Namun, bagaimana hewan bisa sampai menularkannya pada manusia?

Di Afrika, penularan dari hewan ke manusia diketahui terjadi melalui kontak sehari-hari dengan monyet, tupai, dan tikus Gambia yang terinfeksi.

Menurut CDC, penularan cacar air dari hewan ke manusia juga bisa terjadi lewat gigitan hewan, kontak langsung dengan cairan atau lesi kulit hewan atau kontak tidak langsung dengan permukaan benda yang terkontaminasi virus.

Kasus penularan monkeypox dari satu orang ke orang lain umumnya sangat minim. Penularan virus cacar monyet antar manusia seringnya berlangsung dari droplet yang berasal dari saluran pernapasan orang yang terinfeksi.

Tidak hanya melalui paparan droplet yang dikeluarkan saat bersin atau batuk oleh orang yang terinfeksi, penularan virus dari droplet juga bisa berlangsung saat melakukan kontak tatap muka secara rutin dengan orang yang terinfeksi.

Virus ini juga dapat berpindah dari tubuh ibu hamil ke dalam janin melalui plasenta.

Faktor-faktor risiko
Siapa pun yang belum pernah terinfeksi virus penyebab cacar monyet memang berpeluang untuk mengalami penyakit ini. Akan tetapi, Anda akan lebih berisiko untuk terjangkit penyakit ini ketika:

  • Melakukan kontak secara langsung tanpa memakai alat pelindung dengan bintang liar.
  • Melakukan kontak dekat dengan monyet yang terinfeksi virus penyakit ini.
  • Mengonsumsi daging dan bagian tubuh lain binatang liar, apalagi tanpa terlebih dulu dimasak hingga matang.
  • Merawat orang yang mengalami cacar monyet.
  • Melakukan penelitian terhadap virus monkeypox di laboratorium.
  • Diagnosis
  • Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi gejala. Akan tetapi, penyakit ini bisa salah didiagnosis menjadi penyakit cacar lainnya seperti cacar air atau cacar api.

Oleh karena itu, biasanya dokter akan mengharuskan Anda untuk menjalani tes laboratorium yang digunakan untuk mengetahui keberadaa infeksi virus penyebab cacar monyet.

Salah satu tes yang direkomendasikan dokter adalah tes usap atau polymerase chain reaction (PCR). Tes ini bertujuan menganalisis sampel yang berasal dari lesi kulit atau bagian kulit yang terdampak oleh cacar.

Pengobatan untuk cacar monyet
Sejauh ini belum ditemukan pengobatan khusus untuk cacar monyet di Indonesia, mengingat kasus penyakit ini memang belum ditemukan di Indonesia.

Meski belum ada pengobatan khusus, penyakit ini dapat ditangani dengan mencoba mengendalikan gejala-gejala yang muncul melalui perawatan yang bersifat suportif dan pengobatan melalui antivirus.

Perawatan suportif tidak dapat menghentikan infeksi virus yang berlangsung, melainkan bertujuan untuk meningkatkan kekuatan daya tahan tubuh untuk melawan infeksi.

Selama mengalami gejala, Anda dianjurkan untuk memperbanyak waktu istirahat serta mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisi dengan menjalani diet sehat secara ketat.

Hendaknya Anda juga melakukan karantina diri dengan berdiam di rumah dan melakukan pembatasan kontak sosial dengan orang-orang di lingkungan sekitar.

Hingga saat ini belum ada obat yang spesifik bisa mengatasi infeksi virus penyebab cacar monyet. Namun, jenis antivirus yang digunakan untuk mengobati cacar (smallpox), yaitu cidofovir atau tecovirimat bisa membantu dalam proses pemulihan.

Pada kasus gejala yang parah, penderita dianjurkan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan intensif.

Untuk mengontrol dampak kesehatan dari penyakit ini, pencegahan melalui vaksin cacar dan vaksin immunoglobulin menjadi solusi penanganan cacar monyet yang utama.

Pencegahan cacar monyet
Mencegah memang selalu lebih baik daripada mengobati. Hal seperti ini juga berlaku dalam penanganan penyakit cacar monyet.

Pemberian vaksin cacar (Jynneos) diketahui 85% efektif mencegah penyakit ini. Vaksin tersebut merupakan hasil modifikasi dari vaksin vaccinia yang sebelumnya digunakan untuk mencegah penyakit cacar (smallpox).

Pada tahun 2019 lalu, FDA resmi menyetujui Jynneos sebagai vaksin yang dpat mencegah penyakit cacar (smallpox) sekaligus cacar monyet (monkeypox).

Pemberian dua dosis vaksin Jynneos dalam 28 hari terbukti menguatkan respon sistem imun dibandingkan satu dosis vaksin cacar sebelumnya.

Akan tetapi, ketersediaan vaksin tersebut di pusat layanan kesehatan publik masih sangat terbatas. Di Indonesia sendiri belum tersedia vaksin khusus untuk mencegah monkeypox.

Sekarang ini, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan dengan sabun secara teratur, terutama setelah berinteraksi dengan hewan masih menjadi upaya pencegahan utama yang dapat membantu Anda terhindar dari risiko infeksi penyakit ini.

Beberapa hal lain yang juga dapat Anda lakukan untuk mencegah cacar monyet, antara lain:
  • Menghindari kontak langsung dengan tikus, primata, atau hewan liar lainnya yang mungkin terpapar virus (termasuk kontak dengan hewan yang mati di daerah terinfeksi).
  • Menghindari kontak dengan benda apa pun, seperti tempat tidur, yang pernah disinggahi oleh hewan yang sakit.
  • Tidak makan daging hewan liar yang tidak dimasak dengan baik.
  • Menjauhkan diri sebisa mungkin dari pasien yang terinfeksi.
  • Bagi petugas medis, gunakanlah masker dan sarung tangan saat menangani orang yang sakit.
  • Bila ada pertanyaan atau keluhan yang berkaitan dengan penyakit ini, segera konsultasi lebih lanjut dengan dokter untuk solusi terbaik.

Apakah penyakit Cacar Monyet bisa disembuhkan dengan terapi herbal? Tentunya kemungkinannya sangat bisa, dan penulis merekomendasikan menggunakan madu herbal pamungkas yang diproduksi khusus oleh Thabib Sidik Rizal dan dipasarkan secara online saja. 

KHASIAT MADU HERBAL PAMUNGKAS (MHP 8.1.5)
Jelas ada dalam ayat Al-Qur`an Madu obat yang menyembuhkan bagi manusia (QS: An – Nahl :69) Firman tersebut dibuktikan oleh hasil penelitian, fakta dan kesaksian dari jaman ke jaman yang diantaranya madu terbukti secara klinis dan empiris efektif untuk hal-hal berikut:

1. Mengembalikan kekuatan tubuh
a) memulihkan kesegaran tubuh & menambah tenaga.
b) memulihkan sel-sel urat besar.
c) menjaga dan mengimbangi kekuatan badan.
d) merangsang tenaga batin.
e) memperbaiki sel jaringan tubuh yang rusak

2. Membersihkan dan menambah darah.
a) memulihkan kembali bekuan darah dan meperbaiki aliran darah.
b) membersihkan lapisan darah dan darah menjadi bersih.
c) mengimbangi kandungan lemak dan membuat jantung aktif.
d) menghilangkan rasa kebas-kebas dan mengurangkan tekanan darah tinggi.
e) membunuh bakteri dan virus berbahaya dalam tubuh penderita penyakit tertentu
f) meningkatkan kekebalan tubuh dengan meningkatkan produksi sel darah putih dan sel-T

3. Manfaat Umum:
a) mencegah kegemukan yang tidak terkendali.
b) memudahkan proses pembuangan dan susah buang air.
c) memulihkan penyakit berkepanjangan.
d) menguatkan jantung, buah pinggang dan badan.
e) menyembuhkan penyakit dalam perut.
f) mempercepat penyembuhan luka atau bekas pembedahan.
g) memulihkan batuk dan lelah.
h) menghilangkan badan letih dan lesu.
i) mengurangi rasa sakit bila datang haid.
j) baik untuk perempuan bersalin.
k) membantu menerangkan penglihatan.

CARA MENGKONSUMSI MHP 8.1.5.
1.    Kocok terlebih dahulu botol kemasan madu herbal pamungkas dan berdoalah sebelum meminumnya, karena kesembuhan datangnya hanya dari Tuhan Yang Maha Esa semata.
2.    Lakukan shock therapy (terapi kejut) dengan meminum satu botol penuh (1,5 kg) MHP 8.1.5 dalam 1-2 hari hingga habis dan rasakan khasiatnya mengembalikan metabolisme tubuh seketika. Pasien akan merasakan pseudo resistensi sebagai proses terjadinya detoksifikasi (pembuangan racun dan partikel berbahaya dari dalam sistem kekebalan tubuh).
3.    Pada hari berikutnya ambil 3 sendok makan madu herbal pamungkas minum langsung sebanyak 3 x sehari.
4.    Atau bisa juga dengan menuangkan ke dalam segelas air hangat 3 sendok makan madu herbal pamungkas dan minum 3 x sehari.
5.    Untuk penyakit yang sudah parah dan menahun, bisa dimulai konsumsinya 4 x sehari @ 4 sendok makan selama 7 hari pertama. 7 hari berikutnya dosis normal 3 x sehari @ 3 sendok makan madu Pamungkas
6.    Bisa diminum untuk tambahan makanan atau minuman lainnya sesuai selera dan kebutuhan

Untuk pemesanan madu herbal pamungkas baik eceran maupun pembelian jumlah banyak dengan harga keagenan silakan hubungi kontak:

WA +62 812-8037-6532 Rizal

WA +62 882-9685-0453 Sidik

SMS +62 812-8374-5354 Sakti

Post a Comment

Silakan Anda tuliskan pesan untuk mengetahui lebih lanjut tentang informasi di dalam blogs ini dengan mencantumkan e-mail, no telp, no HP atau akun Facebook dan Twitter Anda. Kontak kami di wa.me/+6281283745364 atau Call & SMS ke 0812.8037.6532

Lebih baru Lebih lama